Jumat, 30 Oktober 2015

TUGAS IBD PAPER 6- CERPEN



“AKU MENYAYANGIMU AYAH IBUKU”
Aku terlahir dari keluarga yang sederhana. Ayah ku bekerja sebagai wiraswata, sedangkan ibu hanya seorang ibu rumah tangga yang sehari-hari mengurus keluarga. Aku terlahir sebagai anak tuggal. Menjadi anak tunggal membuatku harus bisa menjadi anak yang benar-benar bisa membanggakan kedua orangtua. Meskipun aku terlahir menjadi anak satu-satunya kini aku mempunyai ayah dan ibu yang selalu menyayangi dan memberikan kasih sayang melebihi apapun membuat hari-hariku lebih berwarna.
Ayah adalah pahlawan dalam kehidupanku. Kini aku bisa bernapas lega, betumbuh dan berkembang semua itu berkat pengorbanannya. Tanpa beliau aku mungkin bukan siapa-siapa. Ayah ku selalu memberikan kasih sayang dan selalu rela berkorban demi memenuhi kebutuhanku dan keluarga. Dialah ayah yang paling ku cintai.
Sedangkan ibu adalah sosok malaikat yang telah melahirkanku ke dunia ini. Ibu orang yang selalu merawatku dari mulai bayi hinggas sekarang. Ibu yang selalu menasehatiku, meski terkadang aku suka tidak mendengarkan apa yang dikatakan olehnya. Maafkan aku, aku sungguh menyayangi mu. Tanpa ibu aku tak akan bisa seperti sekarang ini.
Kini usiaku sudah beranjak 17 tahun. 17 tahun yang lalu aku belum bisa berbuat apa-apa, semuanya sangat bergantung kepada ayah dan ibuku. Hidup dalam kesederhanaan yang mengutamakan agama dan pendidikan membuat ku selalu ingin mengejar prestasi agar bisa meliat kedua orang tuaku tersenyum bangga. Membuat kedua orang tua ku bahagia merupakan hal yang menjadi keharusan dalam kehidupanku ini.
Ayah selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhanku. Meski pendapatan yang ayah dapatkan tidak seberapa membuatnya harus membanting tulang, memeras keringat untuk memenuhi keinginannya menjadikan anaknya sebagai orang yang berpendidikan agar sukses dimasa depan.
Jujur saja, aku tak sanggup ketika melihat ayah bekerja membanting tulang. Aku selalu ingin membantu nya, tetapi ayah selalu melarang. Karena alasannya tugasku adalah hanya belajar kalo pun ingin membantu, ayah selalu menyuruhku untuk membantu ibu saja dirumah, agar ketika kelak saya sudah dewasa saya sudah terbiasa mengerjakan pekerjaan seorang wanita seperti menyapu, menyuci, dan lain-lain, karena ayah ku selalu berkata meskipun kelak aku menjadi orang sukses kodrat ku seorang wanita harus tetap bisa mengerjakan pekerjaan rumah.
Ketika aku masih duduk dibangku SMA, ayah dan ibuku selalu menuntut untuk bisa mendapatkan juara di kelas. Pada semester pertama saat kelas satu aku mampu mewujudkan keinginannya, aku mendapatkan juara 1 pada saat itu. Betapa bangga ayah dna ibu saat itu. Melihat senyuman mengembang dari bibirnya membuatku sangat bersyukur. Tak ada yang bisa aku lakukan selain berterima kasih atas segala yang telah ayah dan ibu usahakan untukku.
Hingga saat ini aku menjadi seorang mahasiswi manajemen universitas swasta di Jakarta. Semua ini kudapatkan tidak telepas dari dukungan, perjuangan dan doa dari kedua orang tuaku. Entah apa yang akan terjadi nanti. Mampukah aku memenuhi setiap keinginan mereka, seperti halnya ketika mereka memuhi setiap keinginaku. Bertambah lagi karena biaya kuliah ku yang cukup mahal membuat ayah harus bekerja lebih. Karena hal tersebut lah aku harus benar-benar dengan perkuliahanku dan harus menjadi seorang sarjana dalam waktu 4 tahun kedepan. Aku harus benar-benar membahagiakan dan membuat bangga kedua orangtuaku. Ketika banyak kerikil yang harus aku lewati untuk mencapai tujuanku itu, aku harus selalu memantapkan niat yang sudah kokoh dan harus selalu disertai dengan doa.
Maafkan aku ayah ibu, karena terkadang aku membuat kesal dan marah karena sifat dan sikapku. Semoga kelak aku bisa mewujudkan cita-citaku, dan bisa membanggakan kedua orangtua yang sangat menyayangiku.
Aku menyayangimu Ayah dan Ibuku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar