BAHASA
INDONESIA
“RAGAM
BAHASA INDONESIA”
Nama
Dosen : Ambar Yazid,SIKOM
Disusun oleh : Euis Lestari
UNIVERSITAS
GUNADARMA
FAKULTAS
EKONOMI
MANAJEMEN
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, berkat rahmat dan karunia-nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
ini dengan baik. Makalah ini ditulis dalam rangka untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Bahasa Indonesia.
Dalam pembuatan makalah ini penulis
banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, maka pada
kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1.
Bapak Ambar Yazid Lubis, SIKOM sebagai Dosen
Bahasa Indonesia
2.
Orang tua yang memberikan dukungan baik
material atau spiritual
3.
Semua pihak yang telah memberikan
dukungan dalam penulisan makalah ini
Penulis berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca, khususnya bagi para remaja sebagai generasi
penerus bangsa Indonesia .
Penulis menyadari bahwa pembuatan
makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun untuk penyempurnaan lebih lanjut.
Depok,
Oktober 2015
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Bahasa
indonesia perlu dipelajari oleh semua lapisan masyrakat. Tidak hanya pelajar
dan mahasiswa saja, tetapi semua warga Indonesia wajib mempelajari bahasa
Indonesia. Dalam bahasan bahasa Indonesia itu ada yang disebut ragam bahasa.
Dimana ragam bahasa merupakan variasi bahasa yang pemakaiannya berbeda-beda.
Ada ragam bahasa lisan dan ada ragam bahasa tulisan. Disini yang lebih lebih
ditekankan adalah ragam bahasa lisan , karena lebih banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Misalkan ngobrol, puisi, pidato, ceramah, dan lain-lain.
Bahasa yang digunakan dalam lingkungan
politik, berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam lingkungan
ekonomi/perdagangan, olah raga, seni, atau teknologi. Ragam bahasa yang
digunakan menurut pokok persoalan atau bidang pemakaian ini dikenal pula
dengan istilah laras bahasa.
1.2. Rumusan
Masalah
Adapun perumusan masalah yang
akan dibahas adalah sebagai berikut:
- Apa pengertian bahasa ?
- Apa pengertian ragam bahasa?
- Apa saja macam-macam ragam bahasa ?
- Bagaimana bentuk ragam Bahasa Indonesia berdasarkan ragam media ?
- Bagaiman ragam bahasa Indonesia dari cara pandang penutur ?
1.3. Tujuan Makalah
Makalah
ragam bahasa ini mempunyai beberapa tujuan yaitu:
- Memenuhi tugas kelompok mata kuliah Bahasa Indonesia
- Mengetahui apa yang dimaksud dengan bahasa
- Mengetahui apa yang di maksud ragam bahasa
- Mengetahui macam-macam ragam bahasa
BAB II
ISI
ISI
2.1.
Pengertian
Bahasa
Pengertian bahasa secara umum
adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota kelompok
sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri.
Bahasa menurut Ensiklopedi
Nasional Indonesia adalah suatu sistem tanda bunyi yang secara sukarela
dipergunakan oleh anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi,
dan mengidentifikasi diri.
Bahasa yang baik berkembang
berdasarkan suatu sistem, yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi oleh pemakainya.
Sistem tersebut mencakup unsur-unsur berikut.
1.
Sistem lambang yang bermakna dan dapat dipahami
oleh masyarakat pemakainya.
2.
Sistem lambang tersebut bersifat konvesional yang
ditentukan oleh masyarakat pemakainya berdasarkan kesepakatan.
3.
Lambang-lambang tersebut bersifat arbiter
(kesepakatan) digunakan secara berulang dan tetap.
4.
Sistem lambang tersebut bersifat terbatas, tetapi
produktif. Artinya, dengan sistem yang sederhana dan jumlah aturan yang
terbatas dapat menghasilakan jumla kata, frasa, klausa, kalimat, paragraph, dab
wacana yang tidak terbatas jumlahnya.
5.
Sistem lambang bersifat unik, khas, dan tidak sama
dengan lambang lain.
6.
Sistem lambang dibangun berdasarkan kaidah yang
bersifat universal.
2.2.
Pengertian Ragam Bahasa
Ragam
Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik
yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang
dibicarakan, serta menurut medium pembicara. Ragam bahasa yang oleh penuturnya
dianggap sebagai ragam yang baik , yang biasa digunakan di kalangan terdidik,
di dalam karya ilmiah (karangan teknis, perundang-undangan), di dalam suasana
resmi, atau di dalam surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam
bahasa baku atau ragam bahasa resmi.
Pengertian ragam bahasa menurut
para ahli adalah:
1.
Pengertian
ragam bahasa menurut Bachman
Menurut Bachman (1990), “ragam
Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik
yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang
dibicarakan, serta menurut medium pembicara.”
2.
Pengertian
ragam bahasa menurut Dendy Sugono
Menurut Dendy Sugono (1999),
“bahwa sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok,
yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan tak baku. Dalam situasi remi, seperti
di sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku.
Sebaliknya dalam situasi tak resmi, seperti di rumah, di taman, di pasar, kita
tidak dituntut menggunakan bahasa baku.”
3.
Pengertian
ragam bahasa menurut Fishman ed
Menurut Fishman ed (1968), suatu ragam bahasa,
terutama ragam bahasa jurnalistik dan hukum, tidak tertutup kemungkinan untuk
menggunakan bentuk kosakata ragam bahasa baku agar dapat menjadi panutan bagi
masyarakat pengguna bahasa Indonesia. Dalam pada itu perlu yang perlu
diperhatikan ialah kaidah tentang norma yang berlaku yang berkaitan dengan
latar belakang pembicaraan (situasi pembicaraan), pelaku bicara, dan topik
pembicaraan.
2.3.
Macam-macam Ragam Bahasa
Macam-macam
ragam bahasa dibagi 3 berdasarkan media,cara
pandang penutur, dan topik pembicaraan.
2.3.1. Ragam bahasa Indonesia berdasarkan media
Ragam Bahasa
Berdasarkan penutur yaitu :
a.
Ragam bahasa lisan
Ragam
bahasa lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terkait
oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman.
Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian. Namun, hal itu tidak
mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun demikian, ketepatan dalam pilihan kata
dan bentuk kata serta kelengkapan unsur-unsur di dalam kelengkapan
unsur-unsur di dalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam
baku lisan karena situasi dan kondisi pembicaraan menjadi pendukung di dalam
memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan. Pembicaraan lisan dalam
situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan pembicaraan lisan
dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa lisan dituliskan,
ragam bahasa itu tidak dapat disebut sebagai ragam tulis, tetapi tetap disebut
sebagai ragam lisan, hanya saja diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena itu,
bahasa yang dilihat dari ciri-cirinya tidak menunjukkan ciri-ciri ragam tulis,
walaupun direalisasikan dalam bentuk tulis, ragam bahasa serupa itu tidak dapat
dikatakan sebagai ragam tulis.
Ciri-ciri
ragam lisan :
-
Memerlukan orang kedua/teman bicara
-
Tergantung situasi, kondisi, ruang &
waktu
-
Hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh
-
Berlangsung cepat
-
Sering dapat berlangsung tanpa alat
bantu
-
Kesalahan dapat langsung dikoreksi
-
Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan
mimik wajah serta intonasi.
Contoh
ragam lisan adalah ‘Sudah saya baca buku itu.’
Yang termasuk dalam ragam lisan diantaranya pidato, ceramah, sambutan,
berbincang-bincang, dan masih banyak lagi. Semua itu sering digunakan
kebanyakan orang dalam kehidupan sehari-hari, terutama ngobrol atau
berbincang-bincang, karena tidak diikat oleh aturan-aturan atau cara
penyampaian seperti halnya pidato ataupun ceramah.
b.
Ragam bahasa tulis
Ragam
bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan
huruf sebagai unsur dasarnya.[1]
Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan) di samping
aspek tata bahasa dan kosa kata. Dengan kata lain dalam ragam bahasa tulis,
kita dituntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata ataupun
susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan
penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide.
Contoh
dari ragam bahasa tulis adalah surat, karya ilmiah, surat kabar, dan lain-lain.
Dalam ragam bahasa tulis perlu memperhatikan ejaan bahasa indonesia yang baik
dan benar. Terutama dalam pembuatan karya-karya ilmiah.
Ciri-ciri
ragam bahasa tulis :
-
Tidak memerlukan kehadiran rang lain.
-
Tidak terikat ruang dan waktu
-
Kosa kata yang digunakan dipilih secara
cermat
-
Pembentukan kata dilakukan secara
sempurna,
-
Kalimat dibentuk dengan struktur yang
lengkap
-
Paragraf dikembangkan secara lengkap dan
padu.
-
Berlangsung lambat
-
Memerlukan alat bantu
Contoh ragam bahasa
tulis adalah “Saya sudah membaca buku itu”
Contoh
perbedaan ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis(berdasarkan tata bahasa dan
kosa kata):
Ø Tata
Bahasa (Bentuk kata, Tata Bahasa, Struktur Kalimat, Kosa Kata)
1.
Ragam bahasa lisan:
-
Nia sedang baca surat kabar
-
Ari mau nulis surat
-
Tapi kau tak boleh nolak lamaran itu
-
Mereka tinggal di Menteng
-
Jalan layang itu untuk mengatasi kemacetan lalu
lintas
-
Saya akan tanyakan soal itu
2.
Ragam bahasa tulis:
-
Nia sedang membaca surat kabar
-
Ari ingin menulis surat
-
Namun, engkau tidak boleh menolak lamaran itu
-
Mereka bertempat tinggal di Menteng
-
Jalan layang itu dibangun untuk mengatasi kemacetan
lalu lintas
-
Akan saya tanyakan soal itu
Ø Kosa kata
(Contoh ragam lisan dan tulis berdasarkan kosa kata)
1.
Ragam Lisan :
-
Ariani bilang kalau kita harus belajar
-
Kita harus bikin karya tulis
-
Rasanya masih terlalu pagi buat saya, Pak
2.
Ragam Tulis :
-
Ariani mengatakan bahwa kita harus belajar
-
Kita harus membuat karya tulis.
-
Rasanya masih terlalu muda bagi saya, Pak.
2.3.2.
Ragam bahasa Indonesia berdasarkan penutur
Ragam Bahasa Berdasarkan penutur yaitu :
a.
Ragam bahasa
berdasarkan daerah disebut ragam daerah (logat/dialek).
Luasnya
pemakaian bahasa dapat menimbulkan perbedaan pemakaian bahasa. Bahasa digunakan oleh orang yang tinggal di Jakarta
berbeda dengan bahasa Indonesia yang digunakan di Jawa Tengah, Bali, Jayapura,
dan Tapanuli. Masing-masing memilikiciri khas yang berbeda-beda. Misalnya logat
bahasa Indonesia orang Jawa Tengah tampak pada pelafalan/b/pada posisi awal
saat melafalkan nama-nama kota seperti Bogor, Bandung, Banyuwangi, dan
lain-lain. Logat bahasa Indonesia orang Bali tampak pada pelafalan /t/ seperti
pada kata ithu, kitha, canthik, dan lain-lain.
b.
Ragam bahasa
berdasarkan pendidikan penutur.
Bahasa
Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan berbeda
dengan yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal
dari bahasa asing, misalnya fitnah, kompleks,vitamin, video, film, fakultas.
Penutur yang tidak berpendidikan mungkin akan mengucapkan pitnah, komplek,
pitamin, pideo, pilm, pakultas. Perbedaan ini juga terjadi dalam bidang tata
bahasa, misalnya mbawa seharusnya membawa, nyari seharusnya mencari. Selain itu
bentuk kata dalam kalimat pun sering menanggalkan awalan yang seharusnya
dipakai.
contoh:
-
Ira mau
nulis surat = Ira mau menulis surat
-
Saya akan
ceritakan tentang Kancil = Saya akan menceritakan tentang Kancil.
c.
Ragam bahasa
berdasarkan sikap penutur.
Ragam bahasa dipengaruhi juga oleh setiap penutur terhadap kawan bicara
(jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembawa (jika dituliskan) sikap itu
antara lain resmi, akrab, dan santai. Kedudukan kawan bicara atau pembaca
terhadap penutur atau penulis juga mempengaruhi sikap tersebut. Misalnya, kita
dapat mengamati bahasa seorang bawahan atau petugas ketika melapor kepada
atasannya. Jika terdapat jarak antara penutur dan kawan bicara atau penulis dan
pembaca, akan digunakan ragam bahasa resmi atau bahasa baku. Makin formal jarak
penutur dan kawan bicara akan makin resmi dan makin tinggi tingkat kebakuan
bahasa yang digunakan. Sebaliknya, makin rendah tingkat keformalannya, makin
rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.
Contoh:
Ragam resmi : “Saya sudah membaca buku
itu”
Ragam tak
resmi : “Saya sudah baca buku itu”
2.3.3.
Ragam bahasa Indonesia berdasarkan topik pembicaraan
Berdasarkan topik pembicaraan, ragam
bahasa terdiri dari ragam bahasa ilmiah, ragam hukum, ragam bisnis, ragam
agama, ragam sosial, ragam kedokteran dan ragam sastra.
Contoh:
Ragam hokum : Dia dihukum karena melakukan
tindak pidana.
Ragam bisnis : Setiap pembelian diatas
nilai tertentu akan diberikan diskon.
Ragam sastra : Cerita itu menggunakan Flashback.
Ragam
kedokteran : Anak itu
menderita penyakit kuorsior.
Menurut Anton M.
Moeliono (dalam Majalah Pembinaan Bahasa Indonesia,1980), berbahasa Indonesia
dengan baik dan benar dapat diartikan pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan
sasarannya dan yang disamping itu mengikuti kaidah bahasa yang betul. Ungkapan
bahasa Indonesia yang baik dan benar, sebaliknya, mengacu ke ragam bahasa yang
sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran.
Ada lima laras bahasa
yang dapat digunakan sesuai situasi. Berturut-turut sesuai derajat
keformalannya, ragam tersebut dibagi sebagai berikut.
- Ragam baku (frozen); digunakan pada situasi hikmat dan
sangat sedikit memungkinkan keleluasaan seperti pada kitab suci, putusan
pengadilan, dan upacara pernikahan.
- Ragam resmi (formal); digunakan dalam komunikasi
resmi seperti pada pidato, rapat resmi, dan jurnal ilmiah.
- Ragam konsultatif (consultative); digunakan dalam
pembicaraan yang terpusat pada transaksi atau pertukaran informasi seperti
dalam percakapan di sekolah dan di pasar.
- Ragam santai (casual); digunakan dalam suasana
tidak resmi dan dapat digunakan oleh orang yang belum tentu saling kenal dengan
akrab.
- Ragam akrab (intimate). digunakan di antara orang
yang memiliki hubungan yang sangat akrab dan intim.
Contoh Bahasa
Indonesia yang baik dan benar, misalkan dalam pertanyaan sehari-hari dengan
menggunakan bahasa yang baku
Contoh :
*Ketika dalam dialog
antara seorang Guru dengan seorang murid*
Pak
guru : Rino apakah kamu sudah
mengerjakan PR?
Rino : sudah saya kerjakan pak.
Pak
guru : baiklah kalau begitu, segera
dikumpulkan.
Rino : terima kasih Pak , akan segera
saya kumpulkan.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Ragam bahasa adalah variasi bahasa
menurut pemakaiannya, yang berbeda-beda menurut topic yang dibicarakan, orang yang
dibicarakan, serta menurut media pembicaraan. Dalam konteks ini ragam bahasa
meliputi ragam lisan dan tulisan.
Pada ragam bahasa baku tulisdiharapkan
para penulis mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta
menggunakan ejaan bahasa yang telah disempurnakan (EYD), sedangkan ragam bahasa
lisan diharapkan warga Indonesia mampu mengucapkan dan memakai bahasa dnegan
baik serta tutur kata yang sopan sebagai pedoman yang ada.
3.2. Saran
Sebagai warga Negara Indonesia, sudah
seharusnya kita mempelajari ragam bahasa yang kita miliki, kemudian mempelajari
dan mengambil hal-hal yang baik, yang dapat kita amalkan dan untuk kita pakai
dalam berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi si pembacadan menambah pengetahuan serta wawasan anda.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar